Tuesday, December 29, 2009

Rindu Emak..

Emak ..
Ada kenangan yang mengalir di setiap kehadiranmu di mimpiku. Seraut wajah yang teramat putih bercahaya. Masih tetap berkain kebaya serta rambut tersanggul kecil yang selalu kuingat, dulu aku sering menyisiri dan meminyakinya. Empatbelas tahun sudah terbaring di tanah merah itu. Mungkin kini yang tersisa hanyalah seonggok kerangka tulang belulang. Tak ada lagi tubuh gemuk Emak yang dulu sering aku peluk. Dan aku pernah berlama-lama di gendonganmu saat kecil dulu. Menangis minta dibelikan es lilin, atau merengek minta dibelikan seikat rambutan sepulang mengambil uang pensiunan. Ah.. Emak! Aku kangen Emak!

Emak ..
Entah kenapa Alloh sering menghadiahiku mimpi bertemu denganmu. Mungkin Alloh hendak menunjukkan padaku kalau Emak kini telah beristirahat dengan tenang di sana. Mungkin pula Alloh telah memperlihatkan rona surga itu buat Emak. Sebab aku selalu melihat aura cahaya putih yang memberkas di wajahmu. Mungkin Alloh hendak mengisyaratkan padaku, bahwa Emak telah memaafkan kesalahanku dulu.

Emak ..
Aku masih ingat. Sepulang asrama dulu aku sangat sedih mendapatkan kenyataan Emak terbaring tak berdaya di pembaringan. Kakimu tampak semakin mengecil karena terlalu letih menopang tubuhmu yang gemuk dan membungkuk.

Hmmm.. Aku bayangkan lagi saat-saat aku sempat merawatmu. Setiap pagi atau sore aku selalu memandikanmu. Aku dorong kereta kecil tempat dudukmu. Dan segayung air yang membasahi sekujur tubuhmu. Ah.. Emak selalu kulihat merona kembali saat bersentuhan dengan air. Seakan seorang bayi yang riang berendam di air hangat. Tampak segar dan berseri. Lalu akan kupilihkan kain dan sehelai kebaya untuk membalut tubuhmu. Kubedaki dan sedikit percikan pengharum tubuh. Wangi sekali. Tak sampai di situ, beberapa menit kemudian aku akan membawakan sepiring sarapan untukmu. Aku senang sekali saat Emak dapat menyantapnya habis. Lalu setelah itu biasanya Emak akan segera meraih seuntai tasbih atau kitab kecil, dan larut dengan bacaannya. Baru aku akan berlalu sesudahnya.

Emak..
Hanya saja selama dua tahun sakitmu, terkadang ada saat dimana aku berada dalam suasana hati yang tidak padu dengan keadaan yang seharusnya kuhadapi. Ada saat terkadang aku malas-malasan saat memandikan atau membersihkan ruangan kamarmu. Terkadang ada saat aku menutup hidung mencium aroma tak sedap karena Emak sudah tak berdaya lagi untuk buang air kecil atau besar di kamar mandi. Uggh.. Padahal itu dosa yang sangat besar. Maafkan aku ya, Emak. Aku tidak bermaksud menyakiti hatimu. Aku juga tidak bermaksud tidak hormat dan sayang lagi padamu.

Emak..
Dulu aku pernah berjanji seandainya Emak sembuh, aku akan membawa Emak jalan-jalan ke Dadaha. Berjalan di bebatuan, agar kakimu bisa mendapatkan sedikit terapi karenanya. Kita juga bisa melihat keramaian yang ada di sana. Agar Emak tidak merasa jenuh karena terbaring lama di tempat tidur. Tapi sebelum semuanya menjadi kenyataan, malam itu Alloh lebih memilih menjemputmu. DIA lebih menghendaki Emak agar pulang menemuinya di pertamanan surgawi yang mungkin telah dipersiapkan-Nya untukmu.

Malam itu aku tak sempat lagi menatap tubuh itu masih turun naik dengan nafas yang teratur. Sebab Sang Malaikat Maut telah lebih dulu datang, lebih cepat dari kedipan mataku. Dan saat mataku mengerjap, sukmamu telah terbang meninggi di batas awan.

Emak ..
Satu hal terakhir yang masih kusyukuri adalah, malam itu aku sempat memandikan jasadmu dan mengurai kain kafanmu. Sebab setelah itu, aku tidak pernah takut lagi melihat gulungan kapas, kain kafan ataupun keranda mayat yang selalu aku hindari dulu sewaktu mengaji di madrasah. Dan yang lebih berharga lagi, Alloh masih sering mengirim mimpi bertemu denganmu. Namun .. Masih ada yang selalu terlewatkan untuk kuucapkan dalam mimpiku. Kalau aku sayang Emak! Dan aku rindu sekali..

Aku yakin Alloh telah menyampaikannya dengan lebih baik pada Emak. Sebab ternyata Emak tak pernah bosan tersenyum untukku. Kendati hanya dalam mimpi.

Inna lillahi wa inna ilaihi rajiuun..
Setiap yang berjiwa akan merasakan mati.
Selamat jalan, Emak!



* Sepenuh rindu dan cinta untuk Emak tersayang... Wiwi Wihanah (almh.)

No comments: