Sunday, January 3, 2010

... Catatan Tahun Baru ..

Warna langit malam itu tampak menyala-nyala. Diselilingi serentetan letusan besar dan kecil, memekakkan telinga. Ada teriakan histeris, tawa riang dan tangis haru. Masing-masing hanyut dalam alam fikirannya sendiri.

Sekejap. Hanya sekejap saja. Dan semua kemeriahan itu lenyap sudah. Seperti ombak menggulung di pesisir, yang tersisa hanya buihnya saja. Tapi ada satu yang saya herankan malam itu. Saat saya terbangun karena suara di kejauhan. Sayup sampai, tapi lama-kelamaan semakin kuat dan syahdu. Suara itu lebih baik dari hingar bingar kembang api yang sengaja dilontarkan ke langit malam, tepat di puncak peralihan zona waktu. Suara itu memanggil lebih banyak umat untuk bertafakur dan mendekat kepada Rabb-Nya.

Ah.. Saya jadi teringat, sebelum pulang dari kantor tadi, teman saya sempat berpesan kalau malam nanti akan ada gerhana bulan. Kemudian tanpa menunggu lagi, saya bangkit dari pembaringan. Karena memang sedari tadi tidak bisa tidur, terusik oleh suara lalu lalang kendaraan dan orang-orang yang baru pulang dari keramaian menyambut pergantian tahun.

Saya putuskan untuk duduk sebentar, mengikuti alunan gema takbir yang tengah berkumandang di kejauhan. Beberapa saat yang lalu, saya merasa sepi di keramaian dan gegap gempita orang-orang yang ramai membicarakan hendak kemana nanti malam? Hendak membuat rencana apa nanti malam? Dengan lugu saya jawab, di rumah saja. Itu sudah cukup. Tapi ternyata di rumah dengan tanpa berbuat apa-apa pun membuat saya cukup merasakan betapa waktu terasa berjalan sangat cepat. Ketika tersadar, sudah memasuki babak baru dalam hidup saya.


Tapi yang membuat saya lebih haru, hanyalah panggilan ini. Panggilan Tuhan yang mampu menggerakkan  tangan dan kaki untuk melangkah dan menyapukan air wudhu itu ke wajah saya. Dan hanyut sesaat dalam harmoni yang menggulirkan sebuah dialog kecil dalam alam fikiran dan hati saya.
Ya Alloh.. Semua yang ada di alam semesta ini saja, tanpa kecuali selalu bertasbih kepada-Mu. Selalu tunduk kepada perintah-Mu.

Dan fenomena alam yang jarang terjadi setiap waktu inipun adalah bukti dan tanda-tanda kekuasaan-Mu. Akan tetapi hanya sedikit sekali orang yang tahu, orang yang mau berfikir dan mau bergegas untuk segera memenuhi panggilan ini. Sempat di benak saya terfikir, entah mau dibawa kemana langkah saya ini. Hendak menjadi apa dan mencari apa esok dan kelak selanjutnya. Pernah pula saat saya berada dalam kegelisahan, hingga tertidur kemudian bermimpi. Langit di atas kepala saya tiba-tiba mengeluarkan kilatan cahaya. Dan bumi yang dipijak pun bergetar hebat untuk kemudian terbelah. Menganga lebar dan dalam, siap menelan tubuh saya. Dalam mimpi itu alam fikiran saya tiba-tiba bergumam, "Inikah akhir dunia kita?"

Ah.. Betapa ngeri andai itu terjadi saat nyawa saya masih melekat di badan. Tak akan kuasa mata saya untuk melihat kehancuran itu. Tak akan mampu telinga saya mendengar jeritan dan lenguhan bumi beserta isinya ambruk di bawah kekuasaan-Mu.

Malam ini gerhana bulan. Andai saja kedudukan bulan, bumi dan matahari yang berada dalam satu garis lurus saat ini tiba-tiba bertumbukan? Mungkin aku dan yang lainnya tak akan pernah benar-benar sampai di tahun 2010. Karena hampir dapat dipastikan, kehidupan di dunia ini telah berakhir. Tamat. Dan itu berarti kiamat telah benar-benar terjadi.

Astaghfirullaahal azhiim..
Astaghfirullahal azhiim..
Dalam kesendirian berbalut rukuh ini, hati saya teramat ngeri dan takut membayangkannya. Betapa semakin hari semakin menyadari, kadar keimanan saya terkadang seperti sebatang ilalang yang berguncang kala diterpa angin. Kadang seperti seorang ibu yang tampak khawatir ketika melihat gentong persediaan berasnya mulai menipis. Atau saat seorang pengelana yang didera dahaga hebat karena kantung airnya tak menyisakan setetes air pun untuk diteguk. Seperti itulah keadaan saya saat ini. Ternyata pertanyaan hendak menjadi apa, hendak kemana kamu pergi, dan tempat apa yang ingin saya tuju itu sebenarnya ada di sini. Dia tidak pernah beranjak dari tempatnya. Hanya mungkin saya sendiri yang tanpa sadar pergi, menjauh untuk kemudian kembali karena menginginkan sesuatu.

Hendak kemana saya pergi? Hendak menjadi apa, dan tempat yang mana yang akan saya tuju. Jawabannya pada akhirnya selalu akan membawa saya kepada-Mu, ya Rabb..
Sesukses apapun hidup saya kelak, sebahagia apapun kehidupan keluarga saya nanti, dan seindah apapun tempat tinggal saya di kemudian hari, tak akan bisa membeli sebuah tiket yang bisa mengantarkan saya dengan selamat ke kampung akhirat. Sebab semuanya hanya dapat dibeli dengan keimanan, ketakwaan dan amal saleh yang tidak pernah terputus.

Subhanallah..
Semoga renungan sesaat di pagi buta ini dapat mencuci otak saya agar dapat putih dan bersih kembali. Sehingga dapat mengalirkan fikiran-fikiran yang sehat, niat yang suci dan semangat untuk lebih giat lagi menjalankan segala yang diperintahkan dan larangan-Nya. Tak perlu khawatir yang berlebihan atas apa yang akan terjadi. Karena Alloh penolong yang terbaik.

No comments: