Thursday, December 24, 2009

Catatan 15 November 2009

Mengapa harus merisaukan sesuatu yang belum terjadi, Abang? Hidup memang sulit. Tak mudah untuk dilalui dengan hanya berpangku tangan.

Bagaimana masa depanku, bagaimana harus kujalani hidup ini, bagaimana harus kulalui hari esok? Dan sederet pertanyaan itu, .. yang mungkin menjejali ruang benakmu. Tak pernah aku mendengar kata-kata ini sebelumnya darimu. Seberat apapun masalah yang kamu hadapi. Padahal setahuku, di suatu waktu dulu kamu telah banyak melewati malam-malam gelap. Dalam ketidakpastian, dalam kekaburan fikiran dan rasa.

Masih ingatkah.. Abang?
Saat itu pernah mengatakan ini padaku. Jika seseorang ingin melihat fajar esok hari, maka ia harus melewati malam gelap. Dan itu artinya ada fase yang harus dilalui jika ingin sampai ke hari esok untuk menjemput fajar pagi. Tak ada satu pun yang aku ragukan kala itu. Selain kekaguman akan perjuangan seorang laki-laki yang tengah mencoba berdiri tegak kembali diantara reruntuhan kehidupan masa lalunya.


Di setiap lisanmu, yang mengalir hanya kata-kata yang sarat dengan ajakan untuk berbuat yang terbaik untuk orang lain. Di setiap tawamu aku hanya mendengar keriangan, kental sekali dengan segala hal yang menyenangkan. Di balik semua karya-karyamu, aku hanya melihat betapa kamu teramat ingin menyenangkan dan membuat gembira orang-orang yang kamu sayangi.

Entahlah..
Sepertinya waktu tengah bergulir menuju titik terbawah. Dimana semua permasalahan itu mengendap dan sebelumnya terhalang oleh bayang-bayang kita sendiri.
Entah sampai kapan akan berakhir. Sepertinya perlu waktu untuk membenahi keadaan ini agar tidak semakin terkoyak.

No comments: